BANJIR
A. Pengertian banjir
Banjir adalah peristiwa alami yang terjadi ketika volume air yang berlebihan merendam daratan.Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
B. Faktor penyebab banjir :
1. Faktor alami : Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi). Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah-tanah yang berasal dari hilir aliran sungai. Apabila air tidak dapat meresap kedalam tanah, maka air akan menggenang dan terjadilah banjir.
2. Faktor lingkungan: Banyaknya gedung-gedung di daerah perkotaan, lahan terbuka hijau lebih sedikit hingga menyebabkan air sulit terserap kedalam tanah dan air menggenang, iklim atau cuaca yang tidak menentu, kemampuan sungai-sungai yang rendah dalam menampung air hujan dan buangan.
C. Dampak dan kerugian
Banjir yang besar memiliki dampak-dampak yang tidak diinginkan antara lain dampak fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan.
• Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan publik yang disebabkan oleh banjir.
• Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi, air , dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.
• Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan lain-lain).
• Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir.
D. Penanggulangan banjir
Tindakan cepat dan terkoordinasi, ditambah dengan pengetahuan yang baik tentang lingkungan adalah hal terpenting dalam mengurangi dampak banjir pada masyarakat, harta benda dan lingkungan.
Penanggulangan banjir membutuhkan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir, yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.
E. Daerah Rawan Banjir
a. Wilayah Jakarta Pusat
Jatipinggir, Petamburan, Tanah Abang
Kebon Kacang, Tanah Abang
Pejompongan, Bendungan Hilir, Tanah Abang
Karanganyar, Sawah Besar
Kwitang, Senen
Kenari, Senen, dsb.
Jatipinggir, Petamburan, Tanah Abang
Kebon Kacang, Tanah Abang
Pejompongan, Bendungan Hilir, Tanah Abang
Karanganyar, Sawah Besar
Kwitang, Senen
Kenari, Senen, dsb.
b. Wilayah Jakarta Utara
Kapuk Kamal, Penjaringan
Kapuk Muara, Penjaringan
Teluk Gong, Penjaringan
Pluit, Penjaringan
Pademangan Barat, Pademangan, dsb.
Kapuk Kamal, Penjaringan
Kapuk Muara, Penjaringan
Teluk Gong, Penjaringan
Pluit, Penjaringan
Pademangan Barat, Pademangan, dsb.
c. Wilayah Jakarta Barat
Tegalaur, Kalideres
Cengkareng, Cengkareng
Rawabuaya, Cengkareng
Kapuk Kedaung, Cengkareng
Kembangan, Green Garden, Kembangan
Pesing, Kebon Jeruk
Tomang, Rawakepa
Grogol Petamburan, dsb.
Wilayah Jakarta Timur
ASMI, Perintis, Kayu Putih, Pulogadung
Pulomas, Kayu Putih, Pulogadung
Pulonangka, Pulo gadung
Rawabunga, Jatinegara
Cipinang Jaya, Jatinegara
Cipinang Melayu, Cipinang Muara
Jatinegara, Cipinang Besar Selatan
Kebon Nanas, Jatinegara
Halim Perdanakusuma, Makasar
Makasar, Kramat Jati
Kampung Rambutan, Ciracas, dsb.http://metro.vivanews.com/news/read/6941-daftar_daerah_rawan_banjir_jakarta
Tegalaur, Kalideres
Cengkareng, Cengkareng
Rawabuaya, Cengkareng
Kapuk Kedaung, Cengkareng
Kembangan, Green Garden, Kembangan
Pesing, Kebon Jeruk
Tomang, Rawakepa
Grogol Petamburan, dsb.
Wilayah Jakarta Timur
ASMI, Perintis, Kayu Putih, Pulogadung
Pulomas, Kayu Putih, Pulogadung
Pulonangka, Pulo gadung
Rawabunga, Jatinegara
Cipinang Jaya, Jatinegara
Cipinang Melayu, Cipinang Muara
Jatinegara, Cipinang Besar Selatan
Kebon Nanas, Jatinegara
Halim Perdanakusuma, Makasar
Makasar, Kramat Jati
Kampung Rambutan, Ciracas, dsb.http://metro.vivanews.com/news/read/6941-daftar_daerah_rawan_banjir_jakarta
F. Banjir di Jakarta
Berdasarkan dokumentasi, Kota Jakarta dilanda banjir besar pada tahun 1621, 1654, dan 1918. Selanjutnya banjir besar juga terjadi pada tahun 1976, 1996, 2002, dan 2007. Banjir pada tahun 2007 adalah lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun 2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah. Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar